Selasa, 26 April 2011
Fase Cinta
Sorry klo Re-Post..
Saya yakin pasti 99.99% pembaca thread ini pasti pernah merasakan jatuh cinta. Ataupun kalau tidak jatuh cinta, Anda pasti pernah merasakan cinta. Ya di trit ini TS akan membahas tentang jenis - jenis cinta, ya yang pernah terjadi di masyarakat aja.
Ataupun anda pernah menyukai seseorang lawan jenis anda, tetapi anda tak terlalu menggebu mengharapkan orang tersebut untuk menjadi pendamping anda. Nah jenis-jenis cinta yang seperti itu akan kita bahas disini.
First Sight
Seringkali terjadi cinta pada pandangan pertama. Atau bisa disamakan dengan Suka Namun patut Anda ketahui, yang seperti ini bukanlah disebut cinta, tetapi rasa suka. Nah, rasa suka Anda akan bertambah apabila Anda berdekatan dengannya, ataupun apabila dia memberikan respon yang positif kepada Anda. Apabila dia memberikan respon negatif, itu tergantung Anda sendiri yang mengendalikan perasaan Anda. Anda bersikap optimis, ataupun pesimis. Untuk rasa cemburu, tergantung pada diri Anda. Apabila Anda terlalu menggebu, semakin mudah pula Anda cemburu dan kecewa apabila dia mengecewakan Anda (misal : sudah jadi pacar orang lain).
Perhatian
Anda tidak mengetahui nama lawan jenis yang Anda sukai itu, tetapi Anda sering bertemu dengan orang itu, dan membuat perasaan Anda makin lama makin memberi perhatian kepadanya. Atau pada sahabat/teman dekat Anda (tentunya lawan jenis!). Nah cinta seperti ini baru dinamakan perhatian. Pokoknya, pada "tahap ini", Anda sudah tumbuh bibit - bibit untuk mencintai. Pada tahap ini, semakin Anda berpikir bahwa dia menyukai Anda, semakin besar kemungkinan perhatian Anda ini bertambah kepadanya. Sebaliknya, apabila Anda berusaha melupakannya, Anda akan sedikit kesulitan. Mungkin sedikit pengalihan kesibukan akan bisa melupakannya. Oh iya, pada fase ini sudah mulai tumbuh rasa cemburu.
Sayang
Untuk "fase" yang satu ini sudah mendekati cinta. Anda sudah lebih dari sekedar perhatian kepadanya. Membantu dia ketika dalam kesulitan sudah menjadi "kewajiban" bagi Anda. Pada fase ini rasa cemburu sudah mulai tumbuh dengan pesatnya. Namun apabila cinta Anda berpaling sebelah tangan, maka akan menimbulkan rasa sakit yang "sakit" pada hati Anda. Sebaiknya hindari dengan menyibukkan diri Anda pada suatu kegiatan yang Anda sukai, dan tentunya hindari memikirkan tentang dia.
Cinta
"Fase" yang ini hanya bisa tercapai apabila keduanya saling mencintai. Ikatan perasaan diantara keduanya juga semakin kuat. Bahayanya, apabila cinta ini tidak didasari oleh iman dan pengaturan emosi, maka akan menjadi bumerang bagi keduanya. Dalam fase ini, pepatah "semakin tinggi pohon, semakin mengundang angin" itu berlaku.
Fase ini sebaiknya tercapai pada saat jenjang pasca pernikahan. Apabila Anda sudah mencapai fase ini sebelum pernikahan, maka apabila suatu saat Anda berpisah dengannya, maka akan timbul rasa sakit yang menyakitkan.
Peduli
Untuk fase yang satu ini persis dengan perhatian, hanya saja pada fase ini hanya bisa dicapai saat salah satu dari pasangan tersebut mengalami kekecewaan terhadap pasangannya. Kadar cintanya menurun, namun tetap mempedulikan pasangannya. Mungkin fase ini bisa dibilang yang mengalami kekecewaan sedikit "cuek" terhadap pasangannya. Meski begitu, sebenarnya pada fase ini bergantung pula pada keduanya. Apabila yang mengalami kekecewaan berpikir optimis, maka dia akan lebih mempertahankan "fasenya" dari penurunan "fase".
Ada Rasa
Inilah bagian paling akhir. Apabila rasa peduli Anda semakin menurun, maka Anda akan turun ke fase ini. Pada fase ini kepedulian Anda sedikit kepadanya, tetapi masih memperhatikan dia. Fase ini biasanya ada setelah sesaat Anda putus hubungan cinta dari pasangan Anda (putus/cerai). Anda sesekali melihat dia, tetapi sedikit sekali mempedulikan dia. Nampaknya pada fase ini, rasa cinta Anda akan mudah hilang samasekali. Namun, itu semua bergantung pada diri Anda, atau pengaruh yang diberikan pasangan Anda tersebut.
Selasa, 19 April 2011
Bio Informatika & Penerapannya
Pendahuluan
Bioinformatika, sesuai dengan asal katanya yaitu “bio” dan “informatika”, adalah gabungan antara ilmu biologi dan ilmu teknik informasi (TI). Pada umumnya, Bioinformatika didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi.
Ilmu ini merupakan ilmu baru yang yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran (Gambar 1), dimana kesemuanya saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lainnya.
Ilmu bioinformatika lahir atas insiatif para ahli ilmu komputer berdasarkan artificial intelligence. Mereka berpikir bahwa semua gejala yang ada di alam ini bisa diuat secara artificial melalui simulasi dari gejala-gejala tersebut. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan data-data yang yang menjadi kunci penentu tindak-tanduk gejala alam tersebut, yaitu gen yang meliputi DNA atau RNA. Bioinformatika ini penting untuk manajemen data-data dari dunia biologi dan kedokteran modern. Perangkat utama Bioinformatika adalah program software dan didukung oleh kesediaan internet.
Kemajuan ilmu Bioinformatika ini lebih didesak lagi oleh genome project yang dilaksanakan di seluruh dunia dan menghasilkan tumpukan informasi gen dari berbagai makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah sampai makhluk hidup tingkat tinggi. Pada tahun 2001, genom manusia yang terdiri dari 2.91 juta bp (base-pare, pasangan basa) telah selesai dibaca. Baru baru ini genom mikroba Plasmodium penyebab Malaria dan nyamuk Anopheles yang menjadi vektor mikroba tersebut juga telah berhasil dibaca. Dan masih banyak lagi gen-gen dari makhluk hidup lainnya yang sudah dan sedang dibaca.
Semua data-data yang dihasilkan dari genome project ini perlu di susun dan disimpan rapi sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan, baik keperluan penelitian maupun keperluan di bidang medis. Dalam hal ini peranan Bioinformatika merupakan hal yang esensial. Dengan Bioinformatika, data-data ini bisa disimpan dengan teratur dalam waktu yang singkat dan tingkat akurasi yang tinggi serta sekaligus dianalisa dengan program-program yang dibuat untuk tujuan tertentu. Sebaliknya Bioinformatika juga mempercepat penyelesaian genome project ini karena Bioinformatika mensuplay program-program yang diperlukan untuk proses pembacaan genom ini.
Walaupun manajemen data melalui Bioinformatika ini sangat penting dalam berbagai bidang,
penulis akan menfokuskan pembicaraan pada peranan Bioinformatika dalam dunia kedokteran. Dalam tulisan ini akan dibahas secara detil tentang peranan Bioinformatika dalam dunia kedokteran
mulai dari penyimpanan data klinis pasien untuk pemberian obat yang cocok dengan pasien tersebut, identifikasi agent penyebab suatu penyakit baru dan penemuan diagnosa untuk penyakit tersebut, sampai pada penemuan obat atau vaksin untuk penanggulangan suatu penyakit.
Bioinformatika dalam Dunia Kedokteran
1. Bioinformatika dalam bidang klinis
Perananan Bioinformatika dalam bidang klinis ini sering juga disebut sebagai informatika klinis (clinical informatics). Aplikasi dari clinical informatics ini adalah berbentuk manajemen data-data klinis dari pasien melalui Electrical Medical Record (EMR) yang dikembangkan oleh Clement J.
McDonald dari Indiana University School of Medicine pada tahun 1972. McDonald pertama kali mengaplikasikan EMR pada 33 orang pasien penyakit gula (diabetes). Sekarang EMR ini telah diaplikasikan pada berbagai penyakit. Data yang disimpan meliputi data analisa diagnosa laboratorium, hasil konsultasi dan saran, foto ronsen, ukuran detak jantung, dll. Dengan data ini dokter akan bisa menentukan obat yang sesuai dengan kondisi pasien tertentu. Lebih jauh lagi, dengan dibacanya genom manusia, akan memungkinkan untuk mengetahui penyakit genetik seseorang, sehingga personal care terhadap pasien menjadi lebih akurat.
Sampai saat ini telah diketahui beberapa gen yang berperan dalam penyakit tertentu beserta
posisinya pada kromosom. Informasi ini tersedia dan bisa dilihat di home page National Center for Biotechnology Information (NCBI) pada seksi Online Mendelian in Man (OMIM). OMIM adalah search tool untuk gen manusia dan penyakit genetika. Selain berisikan informasi tentang lokasi gen suatu penyakit, OMIM ini juga menyediakan informasi tentang gejala dan penanganan penyakit tersebut beserta sifat genetikanya. Dengan demikian, dokter yang menemukan pasien yang membawa penyakit genetika tertentu bisa mempelajarinya secara detil dengan mengakses home page OMIM ini.Sebagai salah satu contoh, jika kita ingin melihat tentang kanker payudara, kita tinggal masukan kata-kata “breast cancer” dan setelah searching akan keluar berbagai jenis kanker payudara. Kalau kita ingin mengetahui lebih detil tetang salah satu diantaranya, kita tinggal klik dan akan mendapatkan informasi detil mengenai hal tersebut beserta posisi gen penyebabnya di dalamkoromosom.
2. Bioinformatika untuk diagnosa penyakit baru
Untuk penyakit baru diperlukan diagnosa yang akurat sehingga bisa dibedakan dengan penyakit lain. Diagnosa yang akurat ini sangat diperlukan untuk penanganan pasien seperti pemberian obat dan perawatan yang tepat. Jika pasien terinfeksi virus influenza dengan panas tinggi, hanya akan sembuh jika diberi obat yang cocok untuk infeksi virus influenza. Sebaliknya, tidak akan sembuh kalau diberi obat untuk malaria. Karena itu, diagnosa yang tepat untuk suatu penyakit sangat diperlukan.
Selain itu, diagnosa juga diperlukan untuk menentukan tingkat kematian (mortality) dari suatu agent penyakit. Artinya, semakin tinggi angka kematian ini, semakin berbahaya agent tersebut. Angka ini dihitung dengan menghitung jumlah pasien yang meninggal (D) dibagi dengan jumlah total pasien pengidap penyakit tersebut (P) (=D/P). Pada kasus SARS, gejala yang muncul mirip dengan gejala flu, sehingga dari gejala saja tidak bisa dibedakan apakah dia mengidap SARS atau mengidap flu.
Diagnosa ini penting karena akan menentukan tingkat keganasan suatu agent yang akan mempengaruhi kebijakan yang diambil terhadap penyakit tersebut. Ada beberapa cara untuk diagnosa suatu penyakit. Diantaranya isolasi agent penyebab penyakit tersebut dan analisa morfologinya, deteksi antibodi yang dihasilkan dari infeksi dengan teknik enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), dan deteksi gen dari agent pembawa penyakit tersebut dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Isolasi agent pembawa penyakit memerlukan waktu yang lama. Teknik ELISA bisa dilakukan dalam waktu yang pendek, namun untuk tiap-tiap penyakit kita harus mengembangkan teknik tersebut terlebih dahulu. Untuk pengembangannya ini memerlukan waktu yang lama.
Yang banyak dan lazim dipakai saat ini adalah teknik PCR. Teknik ini simpel, praktis dan cepat. Yang penting dalam teknik PCR adalah design primer untuk amplifikasi DNA. Untuk mendesign primer ini diperlukan data sekuen dari genom agent yang bersangkutan dan software seperti yang telah diuraikan di atas. Di sinilah Bioinformatika memainkan peranannya. Untuk agent yang mempunyai genom RNA, harus dilakukan reverse transcription (proses sintesa DNA dari RNA) terlebih dahulu dengan menggunakan enzim Reverse transcriptase. Setelah DNA diperoleh baru dilakukan PCR. Dua step reverse transcription dan PCR ini bisa dilakukan sekaligus dan biasanya dinamakan RT-PCR.
Karena PCR ini hanya bersifat kualitatif, sejak beberapa tahun yang lalu telah dikembangkan teknik Real Time PCR yang bersifat kuantitatif. Dari hasil Real Time PCR ini bisa ditentukan kuantitas suatu agent di dalam tubuh seseorang, sehingga bisa dievaluasi tingkat emergensinya. Pada Real Time PCR ini selain primer diperlukan probe yang harus didesign sesuai dengan sekuen agent yang bersangkutan. Di sini juga diperlukan software atau program Bioinformatika.
Untuk penyakit SARS sendiri sekarang telah tersedia kit RT-PCR yang dikembangkan oleh Takara Bio Inc., dengan nama komersial CycleaveRT-PCR SARS virus Detection Kit. Selain itu Roche Diagnostics juga juga tengah mengembangkan kit untuk deteksi virus SARS. Keberhasilan pengembangan kit ini tidak terlepas dari didorong kemajuan Bioinformatika.
3. Bioinformatika untuk penemuan obat
Usaha penemuan obat biasanya dilakukan dengan penemuan zat/senyawa yang bisa menekan perkembangbiakan suatu agent penyebab penyakit. Karena banyak faktor yang bisa mempengaruhi perkembangbiakan agent tersebut, faktor-faktor itulah yang dijadikan target. Diantara faktor tersebut adalah enzim-enzim yang diperlukan untuk perkembangbiakan suatu agent. Langkah pertama yang dilakukan adalah analisa struktur dan fungsi enzim-enzim tersebut. Kemudian mencari atau mensintesa zat/senyawa yang bisa menekan fungsi dari enzim-enzim tersebut. Penemuan obat yang efektif adalah penemuan senyawa yang berinteraksi dengan asam amino yang berperan untuk aktivitas (active site) dan untuk kestabilan enzim tersebut.
Karena itu analisa struktur dan fungsi enzim ini biasanya difokuskan pada analisa asam amino yang berperan untuk aktivitas (active site) dan untuk kestabilan enzim tersebut. Analisa ini dilakukan dengan cara mengganti asam amino tertentu dan menguji efeknya. Sebelum perkembangan Bioinformatika, analisa penggantian asam amino ini dilakukan secara random sehingga memakan waktu yang lama. Dengan adanya Bioinformatika, data-data protein yang sudah dianalisa bebas diakses oleh siapapun, baik data sekuen asam amino-nya seperti yang ada di SWISS-PROT maupun struktur 3D-nya yang tersedia di Protein Data Bank (PDB). Dengan database yang tersedia ini, enzim yang baru ditemukan bisa dibandingkan sekuen asam amino-nya, sehingga bisa diperkirakan asam amino yang berperan untuk active site dan kestabilan enzim tersebut. Hasil perkiraan kemudian diuji di laboratorium.
Dengan demikian, akan lebih menghemat waktu dari pada analisa secara random. Setelah penemuan asam amino yang berperan sebagai active site dan untuk kestabilan enzim tersebut, kemudian dicari atau disintesa senyawa yang bisa berinteraksi dengan asam amino tersebut.
Sebelumnya pencarian atau sintesa senyawa juga dilakukan secara random. Dengan data yang tersedia di PDB, bisa dilihat struktur 3D suatu enzim termasuk active site-nya, sehingga bisa diperkirakan bentuk senyawa yang akan berinteraksi dengan active site tersebut. Dengan demikian, kita cukup hanya mensintesa senyawa yang diperkirakan akan berinteraksi, sehingga obat terhadap suatu penyakit akan jauh lebih cepat ditemukan dari pada mencari secara random. Cara ini dinamakan “docking” dan telah banyak digunakan oleh perusahaan farmasi untuk penemuan obat baru. Untuk enzim dari agent penyakit baru bisa dilakukan dengan homology modeling menggunakan enzim yang sudah ada struktur 3D-nya sebagai referensi. Misalnya penemuan obat SARS. Sekarang tengah diusahakan mencari inhibitor enzim protease SARS. Karena virusnya juga baru, otomatis belum ada data 3D-nya di PDB. Tetapi karena data coronavirus sebelumnya tersedia di PDB, data ini digunakan untuk homology modeling protease dari virus SARS. Dari homology modeling didapatkan struktur 3D proteinase dari virus SARS (Gambar 8A). Dari hasil analisa docking diperkirakan bahwa senyawa AG7088 bisa dijadikan leader compound (senyawa induk) untuk penemuan obat anti virus corona termasuk anti virus SARS Analisa docking dan homology modeling seperti ini memerlukan software yang harganya agak mahal sehingga hanya dimiliki oleh lembaga penelitian dan perusahaan farmasi. Diantara software tersebut adalah Insight II (Accelrys Inc.) dan The Molecular Operating Environment (MOE, Scalable Software), dua software yang banyak dipakai. Walaupun dengan sarana Bioinformatika bisa diperkirakan senyawa yang berinteraksi dan menekan fungsi suatu enzim, hasilnya harus dikonfirmasi melalui eksperiment di laboratorium. Namun dengan Bioinformatika, semua proses ini bisa dilakukan lebih cepat sehingga lebih efesien baik dari segi waktu maupun finansial.
4. Kesimpulan
Bioinformatika merupakan ilmu yang esensial dalam dunia Biologi dan Kedokteran modern. Tidak berlebihan kalau saat ini dunia Biologi dan Kedokteran tidak akan jalan tanpa Bioinformatika. Perananannya mencakupi dari manajemen data klinis pasien, diagnosa penyakit, sampai pada penemuan obat penyakit. Bahkan di masa yang akan datang diramalkan bahwa manusia akan bisa mendapat personal care sesuai dengan sifat genetikanya. Namun hasil analisa melalui Bioinformatika tidak bisa langsung digunakan dan harus melalui uji langsung di laboratorium dan uji kilinis (clinical test). Ini disebabkan karena analisa melalui Bioinformatika adalah hasil simulasi yang harus dibuktikan lagi. Seperti ilmu-ilmu lainnya, Bioinformatika juga tidak bisa berdiri sendiri dan harus didukung oleh disiplin ilmu lain yang mengakibatkan saling membantu dan menunjang dan harus bermanfaat untuk kepentingan manusia.