Jumat, 15 Januari 2010

Sisi Lain Manggarai

Sisi lain Manggarai

Jakarta sebagai Ibukota Indonesia menjadi tempat semua cita - cita dan angan semua orang di penjuru Nusantara, karena di Jakarta tersedia macam – macam pekerjaan, hiburan, tempat tinggal, dll. Sehingga tidak heran banyak orang dari berbagai pelosok daerah di Indonesia berani untuk mengadu nasib di Ibukota, memang cukup banyak yang meraih kesuksesan di Ibukota namun itu hanya bagi golongan yang memilki keterampilan dan bakat, selain itu juga tidak sedikit yang gagal dalam meraih kesuksesan yaitu golongan yang hanya bermodalkan nekat tanpa keterampilan.

Salah satu kawasan Ibukota yang cukup padat penduduknya adalah Kawasan Pintu Air Manggarai, kawasan ini merupakan sebuah pintu air pengendali banjir di Jakarta, karena Kota Jakarta amat rentan terhadap ancaman banjir., selain berada di dataran rendah, bahkan 40% wilayahnya lebih rendah dari permukaan laut, Jakarta merupakan daerah aliran 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Di Jakarta bagian timur ada Sungai Cakung, Jati Kramat, Buaran, Sunter, dan Cipinang. Di bagian tengah ada Sungai Ciliwung, Cideng, dan Krukut. Di barat ada Sungai Grogol, Sekretaris, Pesanggrahan, Mookervart, dan Angke.

Saat ini, Manggarai mulai beralih fungsi sebagai pemukiman para penduduk, tidak sedikit penduduk yang mendirikan bangunan hunian secara liar di bantaran sungai di sekitar manggarai, selain dapat mengganggu aliran sungai, hal ini juga sangat membahayakan penghuni pemukiman.

Sebut saja Pak Sakur, pria paruh baya asal dari sebuah kota di Jawa Timur ini telah 70 tahun menjadi penghuni bantaran sungai di Manggarai, Pak Sakur berprofesi sebagai pemulung barang bekas di sekitar Manggarai dengan penghasilan sehari Rp 30.000 – Rp 50.000 harus bisa untuk mencukupi Istri dan 2 orang anaknya selain itu penghasilan tersebut harus dibagi dengan biaya kontrakan tempat tinggalnya. Selama perjalanan hidupnya, banyak kesulitan yang dihadapi mulai dari pemungutan liar yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, banjir musiman yang datang dikala musim hujan tiba, penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah, dll. Namun hal itu tidak menghilangkan semangat hidupnya untuk mencari nafkah guna menghidupi keluarganya.

Harapan yang selalu ada di benak Pak Sakur adalah merubah kondisi hidupnya agar jauh lebih baik, sehingga Pak Sakur dapat menghabiskan masa tuanya dengan aman, nyaman.


Narasumber : Pak Sakur

Create by : Taufik Umar

Lokasi : Manggarai – Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar